Kali ini saya ingin memberikan biografi / kisah sebenarnya
dari karakter Assassin of Red / Semiramis dari anime Fate Apocrypha. Semiramis
memiliki keterkaitan erat dengan Namrud,
karena Semiramis sendiri adalah ibu
dari Namrud. Karenanya saya juga
akan menceritakan tentang Namrud
bersamaan dengan saya menceritakan tentang Semiramis.
Berikut ini kisahnya menurut sejarah
Islam.
Namrud adalah keturunan ke-5 dari Nuh. Silsilah lengkapnya
adalah Namrudz bin Kanʻān bin Kush bin Ham bin Nuh. Raja Namrud hidup sekitar
tahun 2275 SM- 1943 SM, juga disebut Namrudz bin Kan'an adalah salah seorang
Raja yang memerintah Mesopotamiapurba (Iraq). Memiliki gelar "a mighty
hunter" yang berarti Pemburu yang Hebat atau "Pemburu Yang
Perkasa", karena keahliannya dalam berburu. Selain itu dia diberi
gelar Dewa Bacchus atau Dewa Wain serta Dewa Matahari.
Namrud merupakan seorang raja yang cerdas, namun kecerdasan
itu membuatnya bersikap sombong, dia mengaku sebagai Tuhan dan usahanya selalu
mendapatkan tentangan hebat dari Nabi Ibrahim a.s. Namanya terkenal karena
usahanya sebagai pendiri Menara Babel. Wilayahnya meliputi Asia Barat dan Timur
Tengah. Dia telah berhasil membangun kota-kota besar seperti Babel, Erekh,
Akad, Asyur, Niniwe, Rehobot-Ir dan Kalah yang ke semua kota itu terletak di
tanah Sinear (Inggris: Shinar).
Sisa peninggalannya yang dapat ditemui berada terletak di
Gunung Namrudz, sekitar 150 km dari kota Adiyaman. Adiyaman terletak 1220 km
dari Istanbul. Sebelum ini Gunung Namrudz dapat ditemukan di Abul Gharah, Iraq,
tempat Namrudz dan rakyatnya menyembah Dewa Nabu yang mereka anggap sebagai
anak dari Marduk. Gunung Namrudz yang mencapai ketinggian 2100 m, terletak di
Banda Antitorus. Kawasan ini pada masa lalu termasuk dalam wilayah kekuasaan
Babilonia.
Satu lagi kuil dan istana Namrudz dapat ditemui lagi di
Mosul, yang terletak 396 km dari Baghdad. Luas bekas kuil dan istana ini
mencapai 26.000 m2. Beberapa bagian dari kuil ini masih jelas terlihat. Kuil
dan istana ini sempat dibangun kembali oleh Kerajaan Assyria sekitar tahun
1883-1859 SM.
Bapak Namrud ialah Kush (cucu nabi Nuh a.s.), ibunya bernama
Semiramis. Semiramis menikah saat usianya masih remaja. Setelah berkumpul
dengan Semiramis, Kush meninggal dunia, sehingga saat Namrud lahir, dia menjadi
anak yatim.
Ibunya adalah seorang yang wanita yang cantik dan cerdik.
Setelah Namrud dilahirkan, Semiramis mengaku bahwa dia tidak pernah disentuh
oleh manusia dan Namrud adalah anak yang suci. Ini menambahkan keyakinan Namrud
bahwa dia adalah anak tuhan. Saat dewasa, dia menjadi seorang yang cakap dan
Semiramis merasa cemburu dengan teman wanitanya. Oleh karena itu, Semiramis
menikahi Namrud.
Namrud telah dianugerahi dengan daya intelektual yang tinggi
dan menjadi pakar dalam berbagai bidang seperti seni reka, matematik dan ilmu
falak. Dia telah menemukan sistem sexagesimal yang membagikan lingkaran menjadi
360 derajat. Selain itu dia menetapkan bahwa satu hari terbagi menjadi 24 jam,
setiap jam terdiri dari 60 menit dan 1 menit terdiri dari 60 detik. Menurutnya
perhitungan hari berawal pada waktu tengah malam dan bukannya pada waktu
matahari terbenam seperti yang dipercayai oleh kaum sebelumnya.
Selain itu, Namrud juga mahir dalam merancang
bangunan-bangunan besar, jembatan, kuil dll. Salah satu peninggalannya adalah
pembuatan sistem saluran irigasi di lembah Tigris dan Euphrates. Dia orang
pertama yang menggunakan batu-bata dari tanah liat yang dibakar sebagai bahan
pembuatan bangunan. Dia terkenal sebagai arsitek Menara Babil yaitu pencakar
langit pertama di dunia.
Sebagai seorang atheis, dia menggunakan kecerdikannya untuk
menyesatkan rakyat. Selain itu, dia mendirikan banyak bangunan serta berhala
yang indah agar manusia kagum dengan kehebatan ciptaannya sendiri. Menara
Babil yang berarti "Pintu Gerbang yang Sempurna" merupakan kuil
dimana pendeta-pendeta mengagungkan Namrud. Tujuannya pembangunan ialah untuk
meninggikan sebuah bangunan yang mampu memecah langit. Menurut buku
"Sejarah Para Rasul dan Raja" pada abad ke-9 oleh ahli sejarah
Islamal-Tabari, menara tersebut telah dimusnahkan oleh Allah. Pada awal
pembangunan menara babil, para pekerja menggunakan satu bahasa iaitu bahasa
Suryani, tetapi ia terpecah menjadi 72 bahasa yang berlainan. Akibatnya mereka
tidak dapat berkomunikasi antara satu sama lain dan tidak dapat meneruskan
pembangunan menara tersebut.
Dia juga mempelajari ilmu sihir dan menggunakannya untuk
mempengaruhi pikiran rakyatnya. Beberapa kisah menyebutkan Namrud mempelajari
ilmu tersebut dari dua malaikat Harut dan Marut yang pernah disebut dalam
al-Quran.
Namrud telah menciptakan peradapan baru dimana manusia
memandang rendah pada Tuhan. Rakyat tidak diperintahkan untuk beribadah kepada Tuhan
karena baginya Tuhan yang ghaib adalah lemah. Oleh karena itu kehidupan masyarakat
di jaman itu biasa mengikuti hawa nafsu seperti berpesta, seks bebas, minum
arak dan segala kemungkaran yang lain. Karena itu, dia mendapat julukan Bacchus
atau Dewa Wain karena dia 'mabuk' dengan keduniaan. Namrud juga mengaku dirinya
Tuhan karena sebagai seorang manusia merasa lebih tahu mengenai kelemahan
manusia lain dibandingkan Tuhan yang tak terlihat.
Kematian Raja Namrud
Seperti kepercayaan orang dahulu kala, Namrud menganggap
bahwa Tuhan bersemayam di atas langit. Oleh karena itu dia membuat sebuah
kendaraan yang mampu terbang ke atas langit. Empat ekor burung yang besar
digunakan untuk mengangkat kendaraan itu ke langit. Dia yakin apabila sampainya
di langit, dia akan menghampiri Allah dan akan memanahnya sampai mati.
Sebagian kisah di kitab suci menceritakan bahwa, setelah
beradu argument dengan Ibrahim as, dia terpaksa mengaku bahwa langit semakin
jauh. Tetapi Namrud tetap ingin menunjukkan bahwa dia mempunyai kuasa. Lalu
dipanggilah tentaranya untuk membawa dua orang tawanan.
Satu dibunuh, sedangkan satunya dibebaskan. Dengan angkuh
dia berkata kepada Ibrahim bahwa dia dapat memberi kehidupan kepada seorang dan
mengambil nyawa orang yang lain. Ibrahim menjawab, "Tuhan yang saya sembah
berkuasa untuk menerbitkan matahari dari timur. Bisakah Raja Namrud menerbitkan
matahari disebelah barat?" Beliaupun terpaksa mengaku kalah dengan logika
Ibrahim a.s. Dia menentang Tuhannya Ibrahim disebuah tempat tertentu. Dia
mengumpul seluruh bala tentaranya untuk berperang dengan Tuhannya Ibrahim.
Namrud mengumpulkan tentara dan pasukannnya saat terbit matahari. Kemudian
Tuhannya Ibrahim mengutus nyamuk yang menyebabkan para tentara dan pasukannya
tidak dapat lagi melihat matahari. Nyamuk-nyamuk besar itu memakan daging dan
darah mereka dan meninggalkan tulangnya. Salah satu nyamuk masuk ke hidung Raja
Namrud dan diam di sana selama 40 hari 40 malam sebagai bentuk adzab Allah atas
raja itu. Selama waktu itu pula Namrud senantiasa memukuli kepalanya hingga ia
mati.
Setelah Namrud meninggal dunia, ibu yang merangkap sebagai
isteri tersebut menyebarkan ajaran bahwa Roh Namrud tetap hidup selamanya,
walaupun jasadnya telah mati. Dia membuktikan ajarannya dengan adanya pohon
Evergreen yang tumbuh dari sebatang kayu yang mati, yang ditafsirkan oleh
Semiramis sebagai bukti kehidupan baru bagi Namrud yang sudah mati. Untuk
mengenang hari kelahirannya, Namrud selalu hadir di pohon Evergreen ini dan
meninggalkan bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu.
Walaupun dikatakan bahwa Semiramis ialah seorang perawan
ketika melahirkan Namrud, dia kemudiannya melahirkan seorang lagi anak selepas
Namrud mati. Anak itu bernama Tammuz dan dia mengatakan anak itu adalah jelmaan
Namrud. Tammuz diberi gelaran ‘Orion‘ yang bermaksud ‘benih seorang wanita’.
Semiramis mula dikenali sebagai ‘Ibu perawan’, ‘Ibu suci’ dan ‘Dewi dari
surga’. Dan berawalnya penyembahan terhadap Semiramis dan anak tuhan.
Melalui pengaruh dan pemujaannya kepada Namrud, Semiramis
dianggap sebagai ‘Ratu Langit’ oleh rakyat Babylon. Dengan berbagai julukan,
akhirnya Namrud dipuja sebagai ‘Anak Suci dari Surga’. Melalui perjalanan
sejarah dan pergantian generasi dari masa ke masa, dari satu bangsa ke bangsa
lainnya, penyembahan berhala versi Babylon ini berubah menjadi Messiah Palsu
yang berupa dewa Baal, anak dewa Matahari.
Agama itu berpindah ke Mesir selepas kejatuhan kerajaan
Babylon. Di sana mereka menyembah Isis dan anaknya Osiris (dikenali juga
sebagai Horus). Dewa-dewi itu mempunyai nama dan asal yang sama. Nama Osiris
sama makna dengan Orion yaitu ‘benih seorang wanita’. Kemudiannya , ajaran
penyembahan berhala ibu dan anak itu tersebar ke merata tempat lain pula.
Di Asia bernama Cybele dan Deoius. Dalam agama Pagan Roma disebut Fortuna dan
Jupiter. Bahkan di Yunani, China, Jepun, Tibet boleh ditemui adat pemujaan
terhadap dewi Madonna. Patung Statue of Liberty merupakan lambang dari
Semiramis yang membawa obor cahaya, yang kononnya obor cahaya itu adalah roh
Namrud yang sentiasa berada di dunia ini.
Referensi:
http://annewanpress.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar